Proses Biodegradasi Minyak
Salah satu beban pencemaran yang menjadi masalah besar terhadap
keseimbangan lingkungan adalah limbah yang disebabkan oleh minyak dan
limbah lain yang juga merupakan turunan dari minyak bumi. Degradasi
minyak sendiri dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme
seperti bakteri, khamir, jamur maupun alga. Biodegradasi merupakan
proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana oleh aktifitas mikroorganisme. Senyawa sederhana yang
dihasilkan seperti asam-asam organik dan asam-asam amino diuraikan lebih
lanjut menjadi gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2) dan sejumlah H2, hidrogen sulfida (H2S), dan nitrogen serta biomassa (Balch et al., 1977; Speece, 1983 dalam Husin 2008).
Pelepasan biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba diperlukan pada
tahap awal biodegradasi. Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang
berupa cairan akan teremulsi, dibentuk menjadi misel-misel, dan
menyebarkannya ke permukaan sel mikroba. Substrat yang padat dipecah
oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel. Ada tiga
cara transport hidrokarbon ke dalam sel mikroba yaitu :
pertama interaksi
sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair. Pada kasus ini umumnya
rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah
sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba.
Kedua kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan
hidrokarbon yang lebih besar daripada sel mikroba. Pada kasus yang kedua
ini sel mikroba melekat pada permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih
besar daripada sel dan pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau
transport aktif. Ketersediaan substrat untuk penempelan sel merupakan
faktor yang membatasi pengambilan substrat. Kontak langsung antara
hidrokarbon dengan sel menunjukkan adanya mekanisme yang penting dalam
pengambilan substrat.
Ketiga, interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau
tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi
dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Cara yang
ketiga ini merupakan kebalikan dari kasus yang kedua. Dengan
berkurangnya partikel substrat, maka daerah antar permukaan antara
hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan substrat oleh mikroba (Goswami dan Singh, 1990 dalam
Rahmawaty, 2009).
mekanisme dari biosurfaktan itu sendiri apa sih ,, sehingga bisa menyebabkan substrat yang padat terpecah,, pada tahap awal biodegradasi.. ??
BalasHapusmasiH bingung ni ,,..
yang tw banTu yaaaaa